Archive for Mei 2017

Ciri orang bertaqwa

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Serial Tafsir Istilah kata
Melanjutkan postingan sebelumnya tentang Makna Taqwa dan Iman, maka saya nukilkan lagi sebagian penjelasan terdahulu agar bisa menyambung dengan judul artikel ini, yakni ciri-ciri orang yang bertaqwa.
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. "memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah" Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa lebih dekat dengan kata waqa yang bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan.
*****************************************************************
هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِي.......
 petunjuk bagi mereka yang bertakwa (Q.S. al-Baqarah: 2).
***********************************************************
Taqwa pada dasarnya berarti menjaga diri dari hal-hal yang dibenci, karena kata taqwa berasal dari kata "الوقاية "al-wiqaayah (penjagaan).
Penjagaan yang bagaimanakah yang dimaksud al-Qur'an ? Marilah kita telusuri identifikasi dan ciri-cirinya agar menjadi jelas penafsiran kita, insyaallaah.

Ciri-Ciri Orang Yang Bertaqwa Menurut Al-Qur'an

1. Beriman kepada yang Ghaib, Mendirikan shalat, dan berinfaq
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ
[yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki  yang Kami anugerahkan kepada mereka, [Q.S. al-Baqarah: 3].

2. Beriman kepada kitab-kitab Allah dan meyakini adanya akhirat. 
 وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ 
dan mereka yang beriman kepada Kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu  serta mereka yakin akan adanya [kehidupan] akhirat . (Q.S. al-Baqarah: 4).

3. Beriman kepada: Allah, Hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, para nabi; berinfaq, memerdekakan budak, mendirikan shalat, zakat, menepati janji dan sabar.
 لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَـٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ وَٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآٮِٕلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَـٰهَدُواْ‌ۖ وَٱلصَّـٰبِرِينَ فِى ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِ‌ۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ 
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S.al-Baqarah: 177).

4. Berinfaq di waktu lapang atau sempit, menahan amarah, dan pemaaf.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡڪَـٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ‌ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
[yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali-Imran: 134)
 وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ 

5. Berpuasa Ramadhan
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S.al-Baqarah:183)

6. Tidak Silau Keindahan duniawi
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ‌ۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۗ
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat (Q.S.al-Baqarah: 212).

7. Selalu berbuat kebajikan.
وَمَا يَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ۬ فَلَن يُڪۡفَرُوهُ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ
Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi [menerima pahala] nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran:115).

8. Bersegera kepada ampunan Allah.
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Q.S. Ali Imran: 133)

9. Selalu mengingat Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya.
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S.Ali-Imran: 135).

10. Bersabar saat diuji harta dan dirinya.
 لَتُبۡلَوُنَّ فِىٓ أَمۡوَٲلِڪُمۡ وَأَنفُسِڪُمۡ وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِڪُمۡ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَذً۬ى كَثِيرً۬ا‌ۚ وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan [juga] kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Q.S. Ali Imran: 186).

11. Menjadikan akhirat sebagai TUJUAN hidup.
 وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬‌ۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ‌ۗ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. al-An'am: 32).

12. Menyebarkan da'wah.
وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَىۡءٍ۬ وَلَـٰڪِن ذِڪۡرَىٰ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ 
Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi [kewajiban mereka ialah] mengingatkan agar mereka bertakwa. (Q.S. al-An'm: 69).

13. Menutup aurat
يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسً۬ا يُوَٲرِى سَوۡءَٲتِكُمۡ وَرِيشً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬‌ۚ
Hai anak Adam  sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Q.S. Al-A'raf: 26).

14. Berdzikir manakala ditimpa kebimbangan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ إِذَا مَسَّہُمۡ طَـٰٓٮِٕفٌ۬ مِّنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ تَذَڪَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبۡصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Q.S. al-A'raf: 201).

15. Menyuruh Keluarga Mendirikan shalat dan sabar mengerjakannya.
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡہَا‌ۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقً۬ا‌ۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَ‌ۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat [yang baik] itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S. Thaha: 132).

16. Tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan
تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّ۬ا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادً۬ا‌ۚ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ
Negeri akhirat  itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di [muka] bumi. Dan kesudahan [yang baik]  itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Qashash: 83).

17. Muslimah hendaklah menjaga pandangan dan kata-kata dalam berbicara.
يَـٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسۡتُنَّ ڪَأَحَدٍ۬ مِّنَ ٱلنِّسَآءِۚ إِنِ ٱتَّقَيۡتُنَّ فَلَا تَخۡضَعۡنَ بِٱلۡقَوۡلِ فَيَطۡمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلۡبِهِۦ مَرَضٌ۬ وَقُلۡنَ قَوۡلاً۬ مَّعۡرُوفً۬ا
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk  dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya , dan ucapkanlah perkataan yang baik, (Q.S. al-Ahzab: 32).

18. Membawa kebenaran dan membenarkannya.
وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦۤ‌ۙ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ 
Dan orang yang membawa kebenaran [Muhammad] dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Az-Zumar: 33).

19. Menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji.
ٱلَّذِينَ يَجۡتَنِبُونَ كَبَـٰٓٮِٕرَ ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡفَوَٲحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَ‌ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٲسِعُ ٱلۡمَغۡفِرَةِ‌ۚ هُوَ أَعۡلَمُ بِكُمۡ إِذۡ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَإِذۡ أَنتُمۡ أَجِنَّةٌ۬ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡ‌ۖ فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡ‌ۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
[Yaitu] orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (Q.S. An-Najm: 32).

20. Selalu mengambil pelajaran dari al-Qur'an.
وَإِنَّهُ ۥ لَتَذۡكِرَةٌ۬ لِّلۡمُتَّقِينَ 
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Haaqqa: 48).
Dsb.
Semoga bermanfaat.
                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ               
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah

Makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah

Makam Nabi Muhammad
Ini adalah foto kuburan Nabi. Nabi Muhammad dikubur di dalam rumahnya. Kemudian Khalifah Abu Bakar ra dan Khalifah Umar bin Khoththob ra dikubur juga disamping makam Nabi. Ada tembok yang mengelilingi di situ. Ini terjadi sejak zaman Sahabat, Tabi’in (Anak Sahabat), dan Tabi’it Tabi’in (Cucu Sahabat). 3 Generasi terbaik dalam Islam di mana saat itu Islam masih murni. Ajaran Nabi sesuai dengan yang dipahami para sahabat.
Lalu bagaimana dengan hadits-hadits sahih ini yang melarang untuk menembok kuburan dan juga masjid?
Dari Jabir Ra: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.” [HR Muslim]
Aisyah r.a. mengatakan bahwa dalam keadaan sakit yang membawa kepada kematian, Nabi saw bersabda, “Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” Aisyah berkata, “Seandainya tidak karena sabda itu, niscaya mereka menampakkan kuburan beliau. Hanya saja aku khawatir (dalam satu riwayat: beliau khawatir atau dikhawatirkan 2/106) kuburan itu dijadikan masjid.” [HR Bukhari]
Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Jadi para sahabat, anak dan cucu sahabat belum bisa membaca Kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim karena Imam Bukhari dan Imam Muslim belum lahir. Adakah para sahabat dan anak2 sahabat ingkar hadits? Ingkar sunnah karena mereka menembok kuburan Nabi dan ternyata kuburan Nabi sekarang ada di dalam Masjid Nabawi karena perluasan yang dilakukan berulang kali? (dulu rumah Nabi dan Masjid Nabawi memang berdampingan).
Yang paling paham sahabat Nabi ya sahabat. Bukan orang2 sekarang. Sebab mereka biasa ngobrol dgn Nabi.
Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
http://kabarislamia.blogspot.com/2014/12/siapakah-ulama-salaf-dan-pengikut-salaf.html
Dari jutaan ucapan Nabi dan perbuatan Nabi yang mereka lihat langsung, yang sampai ke kita paling kurang dari 100 ribu saja yang sahih, Pemahaman kita dgn pemahaman sahabat pun belum tentu sama. Bisa jadi kita tidak paham. Cuma di kerongkongan. Tidak tahu maksud sebenarnya dari hadits tsb:
Coba perhatikan hadits2 ini:
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
http://kabarislamia.blogspot.com/2015/03/wahabi-berdasarkan-al-quran-dan-hadits.html
Artinya di akhir zaman, ya zaman kita sekarang ini, bakal ada kaum muda atau ABG yang ngomongnya Al Qur’an dan Hadits melulu. Tapi sebenarnya cuma di kerongkongan. Artinya tidak paham.
Walhasil, para Wahabi yang lahir di akhir zaman sudah menghancurkan banyak makam sahabat dan ulama. Makam Zaid bin Khoththob ra (kakak Khalifah Umar bin Khoththob ra) dihancurkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi. Alasannya menghilangkan kemusyrikan.
Kemudian para Wahabi sekarang menghancurkan makam sahabat Hujr bin Adi Al-Kindi di Suriah mereka hancurkan. Ini videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=6i4nT-RwJi0
Wahabi yang di Arab Saudi berulang-kali mencoba membongkar makam Nabi. Ini adalah Bid’ah Dholalah biadab yang tidak pernah dilakukan para sahabat dan ulama Salaf. Namun karena protes ummat Islam di seluruh dunia, pembongkaran tsb gagal.
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/03/115604161/Ini-Alasan-Pemindahan-Makam-Nabi-Muhammad
Kaum Sunni dan Syi’ah memprotes penghancuran makam sahabat dan rencana pembongkaran makam Nabi. Jadi jika kaum Wahabi menghancurkan makam sahabat dan mau membongkar kuburan Nabi, sebenarnya Wahabi ini pengikut siapa? Ummat siapa?
Inilah akibat memahami Al Qur’an dan Hadits secara kaku. Akhirnya keblinger. Sampai berkesimpulan Allah punya 2 tangan yang berjari dan ke2 tangan Allah Kanan Semua:
https://moslemsunnah.wordpress.com/2010/03/29/benarkah-kedua-tangan-allah-azza-wa-jalla-adalah-kanan/
Yang paham Al Qur’an dan Hadits itu cuma orang yang berilmu. Ulama. Bukan sembarang orang:
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)
Hilangnya ilmu bukan karena ilmu itu dicabut oleh Allah. Bukan karena Kitab Al Qur’an dan Hadits menghilang dari peredaran. Tapi hilang dengan wafatnya para Ulama yang menguasai ilmu tersebut.
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim No.4828)
Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
Sehingga akhirnya orang-orang bodoh yang tidak faqih lah yang membaca kitab Al Qur’an dan Hadits dengan pemahaman yang keliru.
Jadi kalau akhirnya ada kuburan Ulama yang seperti kuburan Nabi, jangan bingung. Kan itu Sunnah Nabi dan Sunnah Sahabat. Dikasih atap itu bukan karena syirik. Biar yang ziarah tidak kepanasan.
Lalu kenapa ada masjid dekat kuburan? Kalau anda ke makam2 para Wali seperti Wali Songo, yang berkunjung itu banyak. Bisa ribuan. Kalau saat azan, para peziarah kan bisa segera sholat di masjid tsb? Masak sholat di kuburan? Ziarah Kubur itu juga sunnah Nabi. Begitu pula berdoa di kuburan:
Silahkan baca Hadits:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)
Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
http://kabarislamia.blogspot.com/2012/09/wahabi-takfiri-fitnah-habib-seolah2.html
Jangan suka su’u zhon dan memfitnah muslim yang sedang ziarah / berdoa di kuburan sebagai Musyrik. Mengira mereka menyembah kuburan. Berdoa minta pada kuburan. Padahal kita tidak mendengar ucapan doa mereka:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)
http://kabarislamia.blogspot.com/2013/04/jangan-fitnah-muslim-sebagai-kafir.html
Hadits bukanlah Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Antara Nabi Muhammad dgn perawi hadits seperti Imam Bukhari, bisa terpaut 5-6 perawi hadits lain. Para perawi ini bukan Nabi yang maksum. Tidak bebas dari salah dan dosa. Dan isi hadits pun bisa bertentangan satu sama lain. Jadi orang awam tidak bisa mentafsirkan secara kaku. Contohnya hadits tentang membaca Bismillah pada sholat, ada hadits yang menyatakan Nabi membaca Bismillah dengan suara keras, ada pula yang bilang pelan / tidak kedengaran. Ini contohnya:
Anas bin Malik
مِعْتُ قتادةَ يُحَدِّثُ عن أنسٍ قال : صلَّيْتُ مع رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وأبي بكرٍ ، وعمرَ ، وعثمانَ ، فلم أَسْمَعْ أحدًا منهم يقرأُ بسمِ اللهِ الرحمنِ الرحيمِ
“aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Muslim 399).
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim”. (HR. Al Hakim 805).
Dari Abu Hurairah bahwa “Rasulullah SAW jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi 2186).
Dari Bakr (Al Mazini), bahwa Ibnu Az Zubair biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 4156, sanadnya shahih)
Anas bin Malik berkata: “Mu’awiyah shalat di Madinah, dan ia men-jahr-kan bacaannya dan ia membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi dalam Ash Shaghir 392, sanadnya hasan)
Makam Rasulullah
Kuburan Tiga Orang Suci yang Menambah Aura Nabawi
INFO HAJI
13 September, 2013 – 22:22
PRLM – Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau dikuburkan di dalam kamarnya sendiri –kamar yang merupakan ‘tempat tinggal’ Nabi SAW dengan istrinya, Siti Aisyah. Meski telah menjadi kuburan, Siti Aisyah tetap tinggal di kamar tersebut. Kemudian, ketika Abu Bakar mendekati ajal, beliau minta izin kepada Siti Aisyah agar dapat dikuburkan di samping sahabat yang paling dicintainya dan Aisyah mengizinkannya. Seperti diketahui Abu Bakar adalah ayah Siti Aisyah.
Kemudian ketika Umar bin Khattab mendekati ajal, beliau juga minta izin Siti Aisyah untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya, padahal Siti Aisyah sudah berencana untuk dikuburkan di samping suami dan ayah yang sangat dicintainya itu. Tetapi karena rasa hormatnya kepada Umar bin Khattab maka Siti Aisyah juga mengizinkannya.
Posisi kuburan ketiga orang yang sangat dimuliakan oleh umat Islam itu seperti posisi shalat antara imam dan ma’mum, artinya Abu Bakar menjadi ma’mum-nya Nabi SAW, kemudian Umar bin Khattab menjadi ma’mum-nya Abu Bakar. Pada awalnya makam berlokasi di luar Masjid Nabawi, tetapi setelah adanya perluasan dan perbaikan masjid makam Nabi Muhammad SAW dan kedua sahabat itu dimasukkan ke dalam masjid.
Tinta sejarah menjadi saksi kebencian musuh-musuh Islam terhadap Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya di Mekah. Berbagai percobaan pembunuhan berulangkali dilakukan, namun selalu menemui kegagalan. Kebencian mereka yang membara itu nampaknya tak pupus ketika Nabi SAW sudah meninggal, yang mereka wujudkan lewat upaya yang berulangkali untuk mencuri jasad beliau.
Makam Rasulullah yang sejak pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (91 H) dibangun sekat mukhamas –tembok segilima sebagai benteng yang tingginya 6,5 m. Mukhamas ini tak beratap dan tak berpintu agar orang sulit melihat ke dalam. Untuk mengamankan dari pencurian, atas inisiatif Sultan Nuruddin (577 H) makam Rasulullah sekelilingnya dicor dengan timah.
Jika kita mengunjungi Masjid Nabawi saat ini, di belakang mimbar ada jalan untuk memberi kesempatan penziarah mengunjungi makam Rasulullah namun tidak dibolehkan shalat di area ini karena di depan Imam. Posisi kuburan ditandai dengan kubah hijau di atasnya. Kubah hijau yang dikenal dengan nama Kubah Khudra dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud (1233 H), dan kini menjadi ciri khas atau identitas Masjid Nabawi.

Minuma Khas arab

Mekah dan Madinah Punya Minuman Khas Arab


Kuliner menjadi salah satu tujuan utama bagi pecinta kuliner. Hal itu tak terkecuali di kota suci di Arab Saudi, yaitu Mekah dan Madinah. Kedua kota itu memang memiliki minuman yang cukup unik yang tentunya tak boleh terlewati jika Anda adalah seorang pemburu kuliner. Apa saja minuman yang tersedia di dua kota suci tersebut? Berikut macam-macamnya, dilansir dari Yukpegi, Senin (7/7/2014).

1. Kopi

Kopi Arab, atau lebih sering disebut Qahwa atau Ghawa disana, sudah terkenal bahkan sejak tahun 1200 M  dan merupakan minuman yang wajib dicoba bagi para wisatawan. Berbeda dengan kopi yang biasa dinikmati di Indonesia, orang-orang Arab menikmati kopi dengan cara menambahkan beberapa jenis rempah, seperti bubuk cardamom (sejenis jahe), cengkeh, dan rempah-rempah lainnya. Semua rempah itu kemudian tinggal ditambah dengan air panas.

2. Teh

Sama seperti negar-negara lainnya, negara Arab Saudi juga memiliki minuman teh khasnya sendiri. Yang membuat teh Arab unik adalah variasinya, yaitu teh merah, teh hitam, teh hijau dan teh susu, dan campuran daun na’na hasawi. Daun na’na hasawi yang panjang seperti kangkung ini dicelupkan ke secangkir teh yang masih hangat dan efek yang didapat adalah aroma yang lebih harum. Teh hijau Arab terbuat dari daun na’na magribi, sedangkan teh susu Arab terasa sedikit lebih pahit dari teh susu dari negara lain.

3. Air Zam-zam

Mungkin minuman inilah yang merupakan minuman paling terkenal yang datang dari Arab Saudi. Minuman khas Arab ini memang sudah terkenal dari dulu, terlebih lagi oleh para jamaah haji. Air zam-zam bisa anda dapat hampir di setiap sudut kota Mekah dan Madinah karena letak sumurnya memang tersebar di beberapa titik di bawah kedua kota tersebut. Anda bahkan bisa menikmati air khas Arab tersebut secara gratis di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Sekilas air zam-zam memang tidak ada bedanya dengan air putih yang biasa Anda minum, tapi yang berbeda adalah kandungan mineralnya seperti kalsium dan magnesium. Bahkan sumber mata air zam-zam ini dikatakan tidak akan pernah kering.

4. Susu dan Yoghurt

Susu yang terkenal di Mekah dan Madinah adalah susu kemasan dengan merek Al Marai, karena kelezatan dan kualitasnya. Perusahaan makanan dan minuman Al Marai sudah mendapat predikat baik dan produknya telah tersebar ke Dubai, Abu Dhabi dan negara UAE lainnya. Susu Al Marai akan terasa segar saat dinikmati dingin, namun juga terasa enak jika dihangatkan. Sementara yoghurt di Arab disebut dengan nama Laban. Merek terkenal yogurt di Mekah dan Madinah adalah Nadec, yang rasanya sedikit asam dan kecut. (tom)

Tempat-tempat Bersejarah di Mekah & Madinah MASJID NABAWI

Tempat-tempat Bersejarah di Mekah & Madinah

MASJID NABAWI
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang paling utama bagi umat islam setelah Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid al-Aqsa di Jerusalem. Masjed Nabawi telah dibangunkan oleh Nabi Muhammad s.a.w pada tahun 622 Masihi. Di sinilah letaknya makam Rasulullah s.a.w dan para sahabatnya. Keutamaannya dinyatakan oleh Rasulullah s.a.w.’Solat di masjidku ini lebih baik daripada seribu solat di masjid yang lain,kecuali di Masjid al-Haram.’ Beliau juga bersabda, ‘siapa yang mengerjakan solat di masjidku 40 kali solat fardhu,tidak kurang satu solat pun,maka ia terbebas dari neraka,bebas daripada azab dan bebas daripada kemunafikan.’ Sabda baginda lagi, ‘jangan bersusah payah akan perjalanan,kecuali ke tiga masjid,Masjid al-Haram,masjidku ini dan Masjid al-Aqsa.
Berdasarkan hadis-hadis tersebut,Masjid Nabawi yang terletak di Kota Madinah selalu dikunjungi oleh umat Islam yang melaksanakan ibadah haji atau ibadaj umrah sebagai amalan sunat.
payungnabawi[1] masjid-nabawi[1]
MASJID QUBA
Masjid Quba(atau Masjid al-Quba’) ialah masjid pertama yang dibina oleh orang Islam dan merupakan antara masjid tertua di Arab Saudi. Masjid ini diasaskan oleh Nabi Muhammad s.a.w semasa baginda dalam perjalanan berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Masjid Quba kemudian disiapkan oleh sahabat Rasulullah. Rasulullah s.a.w menghabiskan masa selama 20 malam(selepas hijrah) menunaikan solat fardhu dan solat sunat. Pada ketika itula,inilah satu-satunya masjid yang ada untuk baginda s.a.w beribadah kepada Allah s.w.t.
Berdasarkan fakta pembinaannya,masjid ini telah disebut oleh Alah s.w.t di dalam Al-Quran(surah al-Taubah ayat 108 dan 109) sebagai masjid yang dibangunkan di atas Taqwa. Semasa dalam perjalanan berhijrah ke Madinah,Rasulullah s.a.w telah singgah di Quba selama 4 hari. Baginda tidak akan tinggal di satu-satu tempat itu,kecuali dengan mendirikan masjid. Atas dasar itulah maka masjid Quba telah dibangunkan atas dasar Taqwa baginda kepada Allah s.w.t. Semasa hayatnya,Nabi Muhammad s.a.w kerap mengunjungi Masjid Quba dan menunaikan solat sunat. Mengikut Hadis Ibnu Umar r.a ‘sesungguhnya Rasulullah s.a.w pernah berkunjung ke Masjid Quba dengan menunggang binatang tunggangan dan juga berjalan kaki. Telah diceritakan bahawa Nabi Muhammad s.a.w menziarahi Masjid Quba pada setiap hari sabtu dengan menaiki tunggangannya.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w lagi: ‘sesiapa yang bersuci (mengambil wuduk) di rumahnya kemudian pergi ke Masjid Quba lalu mendirikan solat di dalamnya,ganjaran pahalanya samalah dengan pahala orang-orang yang mengerjakan ibadah Umrah.
DSC_0100
DSC_0114
MASJID QIBLATAIN
Masjid Qiblatain terletak di sebelah barat daya Madinah. Pada awalnya masjid ini dikenali sebagai Masjid Bani Salamah. Pada permulaan Islam,orang melakukan solat dengan menghadap kiblat kea rah Bait al-Maqdis di Jerusalem. Pada tahun ke dua Hijrah bulan Rejab,sewaktu Rasulullah s.a.w sedang bersolat zohor di Masjid Bani Salamah ini,tiba-tiba turunlah wahyu surah al-Baqarah ayat 144.
Dalam solat zohor tersebut pada mulanya Rasulullah s.a.w menghadap kea rah Masjid al-Aqsa tetapi setelah turun ayat tersebut,beliau menghentikan sementara,kemudian meneruskan solat dengan menghadap ke Masjid al-Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang bererti Majid Dua Kiblat. Oleh itu,masjid ini mempu menampung 2000 orang jemaah yang hendak menunaikan solat.
masjid_al_qiblatain_in_saudi_arabia[1]

56582750[1]
JABAL UHUDbih kurang 5km dari pusat Kota Madinah,berada di punggir jalan lama Madinah-Makkah. Jabal Uhud adalah sekelompok gunung yang ada di Kota Madinah dan tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain di mana pada umumnya gunung-gunung di Madinah ini adalah sambung menyambung,kerana itulah disebut Jabal Uhud yang bererti gunung menyendiri.
Di Jabal Uhud ini juga terjadinya Perang Uhud yang berlaku pada tahun ketiga Hijrah antara Islam dengan tentera kafir Quraisy. Jabal Uhud telah menjadi saksi kepada satu peperangan yang tidak kurang pentingnya dari Badar al-Kubra,bahkan Uhud telah menjadi saksi tumpahnya darah 70 orang syuhada’. Dengan peristiwa Uhud,Allah menganugerahkan pahala kesabaran bagi Junjungan s.a.w. dan umatnya. Kekalahan tentera Islam ditangan orang-orang musyrik bukanlah ukuran kejeyaan hakiki di akhirat nanti. Hakikatnya di medan Uhud,umat Islam tidak kalah. Islam terus berkembang di Madinah.
DSC_0346
DSC_0354
HIRA
Nabi Muhammah s.a.w dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliah. Keadaan ini sungguh menyedihkan hatinya sehingga baginda kerap ke Gua Hira yang terletak di atas bukit yang dikenali sebagai Jabal An Nur di Mekah. Pada suatu malam,ketika baginda sedang bertakafur di Gua Hira,Malaikat Jibrail datang menemui Baginda s.a.w. Kedatangan Jibrail benar-benar mengejutkan baginda. Jibrail a.s kemudiannya menyampaikan wahyu Allah di telinganya.
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad s.a.w. Ketika itu baginda baru sahaja berusia 40 tahun. Wahyu itu diturunkan kepada baginda dari semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Rasulullah s.a.w dan dikumpulkan dalam buku bernama Mashaf yang juga dinamakan Al-Quran.
DSC_0010
DSC_0013
KAABAH
Kaabah,yabg merupakan kiblat bagi orang Islam terletak di Masjid al-Haram di Makkah.Ia merupakan bangunan yang harus dikunjungi oleh setiap orang Islam yang mengerjakan haji dan umrah. Pembinaan pertama kaabah dilakukan oleh Nabi Adam a.s Allah s.w.t menyatakan dalam Al-Quran,Kaabah merupakan rumah Allah yang pertama dibina. Selepas itu,Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s membina semula Kaabah.
Lebar ukuran Kaabah diasaskan oleh Nabi Ibrahim a.s. adalah seperti berikut: ‘dinding Timur adakah 48 kaki dan 6 inci’ Dinding Hitam adalah 33 kaki’ Dinding antara Hajar Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki’ Dinding Barat adalah 46.5 kaki. Selepas satu banjir kilat,Kaabah mengalami kerosakan dan dindingnya retak. Ia perlu dibina semula. Tugas ini dibahagikan antara antara empat puak Quraisy. Nabi Muhammad s.a.w turut membantu dalam usaha pembinaan semula ini. Peristiwa ini berlaku sebelum baginda diangkat menjadi Rasul.
DSC_0428
Jabal Uhud adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya le

Makna Haji & Umrah

Makna Ibadah Haji & Umrah

…….Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Ali Imron:97)

Ibadah haji diwajibkan bagi muslim yang mampu baik secara materi maupun fisik.  Mampu secara materi di sini tidak selalu berarti orang kaya karena banyak muslim yang hartanya berlimpah namun belum berhaji, sementara  ada banyak orang yang dilihat dari penghasilannya mungkin tidak seberapa dan kehidupannya sederhana malah mampu melaksanakan Haji dngan ijin Allah.   Mampu secara fisik memang dibutuhkan karena ibadah haji banyak melibatkan kegiatan fisik jasmani dan pergerakan di tengah jutaan manusia yang menyesaki lokasi pelaksanaan haji di Makah dan sekitarnya.

Ibadah Haji penuh dengan pelajaran moral yang dikemas dalam pertunjukan kolosal menapak tilas perjuangan para Nabi dan rasul. Jamaah haji diminta untuk bertindak sebagai aktor yang memerankan beberapa tokoh Manusia unggul sepanjang jaman yaitu sebagai Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail dengan mengambil lokasi otentik di tempat kejadian pada masa lampau, yaitu Tanah suci Makah al Mukaromah yang diberkati hingga akhir jaman.

Bayangkanlah pertunjukan yang aktornya tidak menghayati peran. Tentunya pertunjukkan tersebut akan terasa hambar. Setiap jamaah haji harus memahami dan menghayati perannya agar tidak terjebak pada ritual tanpa menyentuh makna yang ingin Allah sampaikan dalam rangkaian ibadah haji.

Bagi mukmin dan mukminat yang hidupnya dilingkupi aktivitas dakwah dalam rangka menegakkan amar makruf nahi munkar, maka ia akan merasakan sentuhan jihad dan nafas dakwah dalam setiap ritual haji. Hal yang mungkin tidak akan terasakan oleh orang awam yang berhaji secara kebetulan karena punya uang atau mengejar simbol semata.   Tidak dapat dipungkiri, ternyata banyak orang yang berhaji tanpa memahami makna dan hakikat berhaji, sehingga aktivitasnya selama berhaji terasa hampa.

Jamaah Haji adalah Tamu Allah

Para jamaah Haji adalah Tamu yang dimuliakan oleh Allah. Kepada para tamunya, Allah berjanji akan mengabulkan apapun yang diminta tamunya sebagai penghormatan.  Bahkan Allah menyetarakan orang yang berhaji dengan orang yang berjihad, karena para haji dan mujahid adalah orang-orang yang mau menjawab panggilan ketika Allah memanggilnya.

Sabda Rasulullah saw: Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan berumrah adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka dan mereka menjawab panggilan itu. Karena itu ketika mereka meminta KepadaNya maka Allah mengabulkannya”. Seorang sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah bukankah jihad itu adalah amal yang paling utama? Jawab Rasul: “Jihad yang paling utama adalah Haji mabrur” (HR Bukhari).

Namun di balik itu semua, karunia terbesar orang yang berhaji adalah adanya janji Allah untuk menghapuskan seluruh dosa tamunya dengan tanpa terkecuali. Termasuk dosa-dosa besar yang hanya dapat dihilangkan melalui wukuf di Arafah. Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Allah berkata kepada para Malaikat: ’Lihatlah hamba-hambaKu! Mereka datang kepadaKu dengan rambut kusut dan berdebu karena berharap rahmatKu. Aku bersaksi kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka’” (HR Ahmad)

”Diantara berbagai dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan wukuf di Arafah” (al Hadits). 

Inilah harapan terbesar yang ingin diraih para jamaah haji yaitu menghapuskan beban-beban dosa sehingga dengan dihapuskannya dosa-dosa lama, maka seorang mukmin akan dapat menatap kehidupan di depan dengan lebih baik dan melangkah lebih mantap karena beban dosa masa lalunya sudah berukuran, walaupun tetap harus menghadapi tantangan perjuangan kehidupan yang berat di depannya.


Perintah Haji Pertama kali

Perintah Ibadah Haji pertama kali disyariatkan oleh Allah swt dan dilaksanakan oleh ummat manusia sejak jaman Nabi Ibrahim as, jauh sebelum diperintahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Sebagian besar prosesi Ritual Ibadah Haji merupakan cermin perjuangan Nabi Ibrahim serta keluarganya yang selama hidupnya berdakwah mengajak manusia untuk bertauhid namun juga terus menerus diuji Allah  untuk membuktikan cintanya kepada Allah. Dengan penuh keteguhan, Ibrahim mampu lulus melewatinya dan mendapat kemuliaan sebagai suri tauladan bagi ummat manusia hingga akhir jaman dan namanya diabadikan dalam Al Qur’an sebagai bapaknya para nabi dan kekasih Allah pilihan.

Ujian pertama diterima Ibrahim ketika berusaha menemukan Tuhan yang sebenarnya di tengah kaumnya yang menyembah berhala dan Tuhan palsu.  Akibatnya ia harus berhadapan dengan Raja Namrudz dan kaumnya yang menghukum Ibrahim dengan dibakar hidup-hidup di dalam tumpukan kayu bakar.  Namun di situlah Allah menampakkan kebesarannya menurunkan mukzizat dengan menyelamatkan Ibrahim dari api yang membakarnya.

Selanjutnya, Allah menguji Ibrahim untuk merenovasi Kabah yang menjadi symbol rumah Allah di muka bumi. Kabah pada awalnya didirikan oleh para malaikat sebagai tempat thawaf di bumi selain Baitul Makmur yang menjadi tempat thawaf para Malaikat di Sidratul Muntaha.  Ritual Thawaf kemudian diajakarkan oleh para malaikat kepada Nabi Adam, sekaligus memperbaiki kondisi Kabah yang mengalami kerusakan dimakan usia.

Ketika seluruh daratan bumi terendam banjir pada jaman nabi Nuh, Kabah mengalami kerusakan yang sangat berat sehingga hanya berbentuk reruntuhan batu berserakan yang sudah tidak dapat dikenali lagi wujudnya. Kemudian Allah memerintahkan Ibrahim dan Ismail untuk membina kembali Kabah dan menjadikannya sebagai tempat berkumpul ummat manusia sebagaimana firman Allah dalam QS Al Baqoroh 125 :

Dan, ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”.

Setelah selesai membangun kembali Kabah dari reruntuhannya, Allah swt memerintahkan Ibrahim agar menyeru manusia untuk melaksanakan haji. Peristiwa tersebut terungkap dalam firman Allah di  QS Al Hajj 26-27:
Dan, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di Baitullah “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

Lalu Nabi Ibrahim-pun bertanya kepada Allah, “Wahai Tuhan! Bagaimana suaraku  akan sampai kepada seluruh manusia?” Allah berfirman, “Serulah! Akulah yang akan membuat suaramu sampai kepada seluruh manusia”. Kemudian Nabi Ibrahim as. naik ke gunung Jabal Qubaisy sambil menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat lalu beliau berseru, “Wahai sekalian manusia, telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah haji ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu Yang Maha Agung. ”

Seruan tersebut bergaung didengar oleh seluruh manusia baik yang sudah lahir maupun yang belum lahir. Orang yang telah ditetapkan Allah bahwa ia akan melaksanakan haji berkata “Labbaik, saya penuhi panggilan-Mu, Ya Allah!  saya penuhi panggilan-Mu.”  Mereka yang menjawab sekali akan berhaji sekali yang menjawab dua kali akan berhaji dua kali dan seterusnya. Sementara Mereka yang tidak menjawab panggilan tidak akan melaksanakan haji selamanya.

Allah swt memuliakan Ibrahim as dan menjadikannya sebagai Khalilullah atau Kekasih Allah.  Semua doanya  dikabulkan Allah karena ia telah membuktikan dirinya sebagai orang yang komit penuh kepada Allah.  Ibrahim bukanlah seorang egois yang hanya memikirkan dirinya semata. Ibrahim yang pernah diuji Allah tidak memiliki anak hingga usia tua, sangat merasakan betapa pentingnya kehadiran anak dan generasi penerys.

Sebagai seorang pemimpin visioner, ia memikirkan bagaimana nasib ummat manusia generasi pelanjutnya jika mereka tidak lagi mengenal Allah atau tidak mendapatkan petunjuk sepeninggalnya. Maka beliau meminta agar Mekah dijadikan negeri yang diberkati dan agar Allah menurunkan seorang Rasul dari penduduk Mekah sebagaimana yang dinyatakan dalam QS Al Baqoroh: 126-129:

Dan ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali”.

Dan ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.  “Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk melaksanakan Haji, Ibrahim meminta petunjuk kepada Allah tentang bagaimana caranya. Karena pertanyaan Ibrahim-lah maka Allah menunjukkan cara manasik haji yang dikehendakiNya sehingga ummat Manusia mengetahui cara  melaksanakan ibadah Haji yang benar sesuai dengan yang dikehendaki Allah.

Perintah Haji kepada Nabi Muhammad

Perintah menunaikan ibadah haji turun pada tahun ke-9 Hijrah sesuai firman Allah dalam QS Ali Imron 96-97:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk  manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda2 yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya  menjadi amanlah dia; Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”


Walaupun ibadah haji telah diajarkan Nabi Ibrahim kepada ummat manusia, namun sepeninggal beliau banyak terjadi penyimpangan sehingga ritual haji bercampur dengan berbagai kemusyrikan. Kabah yang seharusnya menjadi tempat memuliakan dan mengesakan Allah justru menjadi pusat kemusryikan dengan ditempatkannya banyak berhala-berhala di dalamnya. Jumlah berhala tersebut terus bertambah dari masa ke masa karena masing-masing kabilah berusaha menempatkannya di sana.   Pada saat Futuh Makah, Rasulullah mengalahkan kaum kafir Quraisy dan memasuki Kabah,  beliau menghancurkan seluruh berhala yang berjumlah lebih dari 300 nerhala dengan menggunakan tongkat beliau,  Apa yang dilakukan Muhammad saw tersebut persis seperti yang dilakukan nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya dengan menggunakan tongkatnya.

Setelah Mekah jatuh ke tangan kaum muslimin, Muhammad saw memperbaharui kembali perintah ibadah haji dengan menunjukkan cara- manasik yang benar dan membersihkannya dari ritual kemusyrikan pasca ditinggal Nabi Ibrahim as.

Ketika musim haji tiba, para sahabat merasa ragu saat diperintahkan Rasulullah untuk melaksanakan sa’i. Hal ini terjadi karena para sahabat merasa risih melihat di masa jahiliyah, Safa dan Marwah adalah tempat berhala dan kemusyrikan, sehingga mereka takut ibadah mereka bercampur kemusyrikan dan perbuatan Jahiliyah.  Maka turunlah ayat berikut untuk menghapus kekhawatiran tersebut:

“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati. Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Baqarah 158).

Selain ibadah haji, kaum muslimin pun diwajibkan untuk melaksanakan umrah sebagaimana firman Allah dalam QS Al Baqarah 196:
 Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. jika kamu terkepung, Maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji, (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada  Masjidil Haram. dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.

Rasulullah saw selama hidupnya hanya sekali melaksanakan ibadah haji yang sekaligus merupakan pelaksanaan Haji Wada’ (Haji Perpisahan) yakni pada tahun 10 H. Pelaksanaannya diikuti oleh 100 Ribu kaum muslimin, sehingga banyak manusia menjadi saksi yang melihat langsung bagaimana Rasulullah melaksanakan manasik haji dengan benar.

Selain Haji, Rasulullah saw melaksanakan Umrah sebanyak 4 kali selama hidupnya dalam tahun yang berbeda setelah beliau berada di Madinah yaitu :
  1. Tahun ke 6 Hijrah diikuti 1400 orang sahabat, namun tidak terlaksana karena dihalangi kafir quraisy yang akhirnya melahirkan perjanjian Hudaibiyah.
  2. Tahun ke 7 Hijrah sebagai umrah pengganti tahun ke 6 yang batal.
  3. Tahun ke 8 Hijrah setelah penaklukan Thaif dengan miqat di Ji’ronah sekaligus  sebagai umrah pengganti karena ketika Rasulullah menaklukkan Makah pada bulan Ramadhan tidak melakukan umrah.
  4. Tahun ke 10 Hijrah, yang dilaksanakan bersamaan dengan Haji Wada dengan miqat dan ihram di Dzul Hulaifah (bir Ali).

Kepada orang yang mampu berhaji namun enggan mengerjakannya, Allah menyindirnya dengan firman : Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS Ali Imron:97).

Rasulullah saw pun menyampaikan ancaman kepada orang yang mampu berhaji tapi tidak berhaji dengan menyamakannya sebagai orang kafir  : ”Barang siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu tidak berhaji maka bila mati, ia mati sebagai yahudi atau nasrani”.  

Jadi, janganlah menunda pelaksanaan ibadah haji. Laksanakan ketika dirasa cukup memiliki bekal dan selagi masih muda.  Insya Allah akan menjadi berkah bagi kehidupan kita. Kepada orang yang menunda-nunda pelaksanaan ibadah hajinya, Rasulullah mengingatkan: “Bersegeralah melaksanakan haji, karena sesungguhnya seorang di antara kamu tidak mengetahui apa yang akan merintanginya.”( HR. Ahmad).

Idaman bagi setiap yang melaksanakan Haji adalah mendapat predikat Haji Mabrur. Haji yang Mabrur artinya yang ibadah hajinya diterima oleh Allah karena cara hajinya benar sesuai ketentuan Allah dan Rasulullah, tidak dicemari  bid’ah dan dosa, serta mampu meningkatkan kualitas diri setelah selesai melaksanakan haji melalui amalan amar ma’ruf nahi munkar sehingga menjadi sosok yang digambarkan Rasulullah yaitu : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia”. 
وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ
“Dan haji mabrur itu tiada balasan bagi-nya melainkan Surga” (Al Hadits)
Makna dan Hakikat Ritual Ibadah Haji
Dr Ali Syariati, dalam buku “Makna Haji”, menyampaikan bahwa ibadah haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah dan formalitas belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian manusia.
Melalui ritual thawaf, Allah ingin menunjukkan bahwa manusia di tengah alam semesta tidak bisa lepas dari sunnatulah Hukum Gaya Tarik, yang dengannya maka seluruh benda akan berputar pada orbitnya mengelilingi pusat alam semesta yaitu Allah swt. Thawaf mengajarkan kepada kita untuk selalu bergerak dalam orbit dan jangan pernah berdiam diri. Kita diminta untuk melebur dalam pusaran manusia yang akan membawanya mendekat menuju Allah yang disimbulkan oleh sosok Kabah.  Thawaf mengajarkan kepada manusia,  kalau ingin selamat, maka masuklah dalam Pergerakan karena kalau diam maka kita akan terhempas oleh  arus manusia, arus jaman dan arus kehidupan.
Ritual Sa’i mengajarkan bahwa hidup di dunia adalah perjuangan tanpa henti. Pelajaran perjuangan hidup tersebut diajarkan Allah melalui sosok Hajar, seorang wanita budak hitam yang lemah tapi mempunyai kekuatan luar biasa  menghadapi tantangan kehidupan.  Allah mengajarkan agar kita selalu tetap berusaha di tengah berbagai ketidakmungkinan. Karena di tengah ketidakmungkinan, Allah mempunyai kuasa untuk memberikan pertolongan dari jalan yang tidak diduga. Bayangkan…. apakah mungkin di tengah padang pasir tandus seorang ibu dan anaknya bisa selamat, jika tanpa campur tangan pertolongan Allah yang mengalirkan air melalui kaki mungil bayi Ismail.
Ibadah Wukuf di Arafah mengingatkan kita terhadap pertemuan nenek moyang manusia, Adam dan Hawa, di Jabal Rahmah Padang Arafah setelah keduanya diusir dari syurga dan diturunkan ke Bumi secara terpisah. Menurut salah satu riwayat, Konon Adam diturunkan di Afrika sedangkan Hawa diturunkan di India. Setelah melalui perjuangan tak kenal lelah kedua sosok manusia tersebut akhirnya bertemu disertai pengampuan Allah terhadap taubat keduanya yang telah melakukan dosa di Syurga akibat bujuk rayu Syetan terkutuk.
Melalui ibadah Mabit dan Jumrah di Mina, Allah mengingatkan kita agar waspada terhadap godaan iblis yang tidak pernah berhenti menipu. Saat jumrah,  kita diminta berperan sebagai Ibrahim  menunjukkan sikap perang kepada Iblis.  Ada 3 Tugu yang menjadi simbol wajah Iblis. Yaitu Jumratul Aqobah yang menjadi representasi Fir’aun (lambang kekuasaan), Jumratul Uula sebagai representasi Karun (lambang harta), dan Jumratul Wustho yang merepresentasikan Bal’am (lambang intelektualitas).
Di Mina kita diminta melaksanakan pemotongan hewan Qurban mengikuti sunnah Nabi Ibrahim yang memotong seekor qibash setelah berhasil lolos melawati ujian ketika harus mengorbankan anaknya Ismail atas perintah Allah. Dibanding Ibrahim yang diminta mengorbankan anak, Jamaah haji hanya diminta mengorbankan seekor hewan kurban sebagai simbol bahwa ia rela memotong nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
Nabi Ibrahim adalah sosok manusia luar biasa yang berhasil lulus dari semua ujian yang Allah berikan kepadanya. Beliau bersedia mengorbankan apapun yang dicintainya untuk memenuhi semua perintah Allah, sehingga akhirnya Ibrahim diangkat menjadi Khalilullah (Kekasih Allah), imam dan panutan bagi seluruh ummat manusia.
Para hujjaj sekembalinya dari Haji diharapkan menjadi sosok layaknya Ibrahim yang mencintai Allah dengan segenap hati, tangguh, sabar dan  rela berkorban  demi membuktikan cintanya kepada Allah. Jangan sampai sepulang dari Haji tidak ada perubahan berarti, selain gelar haji yang disematkan oleh orang-orang disekitarnya.
Rasulullah SAW mengingatkan dalam sabdanya: “Kelak di akhir jaman, manusia pergi haji terdiri dari beberapa kelompok: Para penguasa pergi haji untuk berwisata, para hartawan untuk berdagang, para fakir miskin untuk meminta-minta dan alim ulama untuk mendapatkan nama dan pujian” (Hadits).
Setiap tahun 200.000 orang Indonesia berangkat Haji dan kembali ke tanah air dengan menyandang gelar haji. Namun sangat disayangkan, saat ini para haji masih belum memberikan kontribusi penting bagi perubahan di masyarakat.  Banyak yang berhaji karena ingin mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat dan banyak juga yang sekedar rekreasi mental sebagai  upaya untuk mengatasi rasa berdosa namun kemudian setelah kembali ke tanah air kembali melakukan kemaksiatan. Tobatnya ibaray tobat sambel. Tobat sih tapi kemudian kembali makan pedes.
Hal ini jauh berbeda dibandingkan apa yang telah dilakukan para haji di masa lampau yang sekembalinya dari Haji, semakin meningkat kontribusinya kepada masyarakat.
KH Ahmad Dahlan sekembalinya dari Haji mendirikan lembaga  Muhammadiyah  yang berupaya memberantas kemusyrikan dan kejumudan di dalam masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Begitu juga dengan KH Wahid Hasyim, HOS Cokroaminoto, H Samanhudi dll.
Jaman penjajahan Belanda, Ibadah Haji sangat dibatasi karena Belanda ketakutan mereka yang pulang Haji akan membawa semangat haji untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ternyata memang benar, sekelompok kecil mereka yang menunaikan ibadah haji jaman penjajahan Belanda kembali dengan membawa semangat kemerdekaan setelah berinteraksi dengan kaum muslimin dari negara lain dalam muktamar internasional ummat Islam se dunia di tanah suci Mekah.

Kumpulan Surat Surat Pendek

Kumpulan Surat Surat Pendek Dan Mudah Di Hafal Beserta Artin
Kumpulan Surat-surat pendek
Kumpulan Surat Surat Pendek :

1. Surat An-Naas, termasuk surat madaniyyah yang berisi 6 ayat, berikut suratnya Surat Pendek

Latinnya :
kumpulan surat-surat pendek
Artinya :

Surat Pendek
2. Surat Al-Ikhlas, tergolong surat makiyyah dan terdiri atas 4 ayat
Surat Pendek
Latin :
Surat Pendek
Artinya :
Surat Pendek
3. Surat Al-Falaq, termasuk surat makiyyah yang mengandung 5 ayat
Surat Al-Falaq
Latin :
Latin Surat Al-Falaq
Artinya :
Arti Surat Al-Falaq
4. Surat Al-Lahab, merupakan surat makiyyah yang berisi 5 ayat
Surat Pendek
Artinya :
Surat Pendek
5. Surat An-Nashr, ialah salah satu surat madaniyyah yang terdiri dari 3 ayat
Surat An-Nashr
Artinya :
Arti Surat An-Nashr
6. Surat Al-Kafirun, adalah surat makiyyah yang berisi 6 ayat
Surat Al-Kafirun
Artinya :
Arti Surat Al-Kafirun
7. Surat Al-Kautsar, tergolong surat makiyyah, berisi 3 ayat
Surat Al-Kautsar
Artinya :
Arti Surat Al-Kautsar
8. Surat Al-Maun, salah satu surat makiyyah yang terdiri dari 7 ayat
Surat Al-MaunArtinya :
Arti Surat Al-Maun
9. Surat Al-Quraisy, termasuk surat makiyyah yang terdiri atas 4 ayat
Surat Al-Quraisy
Latin :
Latin Surat Al-Quraisy
Artinya :
Arti Surat Al-Quraisy
10. Surat Al-Fiil, tergolong dari surat makiyyah yang isinya 5 ayat
Surat Al-Fiil
Latin :
Latin Surat Al-Fiil
Artinya :
Arti Surat Al-Fiil
11. Surat Al-Humazah, salah satu surat makiyyah yang berisi 9 ayat
Surat Al-Humazah
Artinya :
Arti Surat Al-Humazah
12. Surat At-Takaatsur, termasuk surat makiyyah, 8 ayat
Surat At-Takatsur
Artinya :
Arti Surat At-Takatsur
13. Surat Al’Ashr, tergolong atas surat makiyyah yang berisikan 3 ayat suci.
Surat Al'Ashr
Artinya :
Arti Surat Al'Ashr
Demikian kumpulan surat-surat pendek yang dapat kami sajikan untuk kalian para muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah SWT, semoga dengan membaca bacaan yang baik maka akan mendatangkan hal-hal baik pula. Dengan menyimak artikel ini secara tidak langsung kalian mempelajari ilmu agama yaitu kumpulan suratan pendek. Jadi kalian tidak hanya mendapatkan wawasan yang luas tetapi juga memperoleh pahala serta hikmah dari membaca dan menghafalkan surat-surat pendek. Membaca, mempelajari, dan memahami arti dari surat-surat pendek saja sudah memperoleh pahala apalagi jika kita mempelajari suratan yang panjang, subhaanallah sungguh nikmat karunia-Nya. Kalian dapat mempelajari seputar Shalat Sunnah Muakad yang telah kami posting kemarin, semoga dapat membuka cakrawala pengetahuan kalian dan mendapatkan ridho-Nya. Amin ya robbal’alamiin. Tunggu doa dan tuntunan sholat dari kami yang akan kami posting setiap harinya, jadi jangan lewatkan bacaan penuh hikmah ini ya.

99 Asmaul Husna

99 Asmaul Husna (Lengkap Arti dan Penjelasan)

Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang indah, baik, agung dan mulia sesuai dengan sifat-sifat Nya. dalam artian perkata "Asma" berarti nama dan "husna" berarti yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah yang baik dan indah..

Asmaul Husna merujuk kepada nama-nama, sebutan, gelar, sekaligus sifat-sifat Allah SWT yang indah dan baik. Istilah Asmaul Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam Surat Thaha:8 yang artinya:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)" (Q.S. Thaha:8).

Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Baqara:31 dan Al-Ar'raaf:130, sebagai berikut:

"Milik Allahlah nama-nama yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut" (Al-A'raaf:180)
"Dia telah mengajari Adam seluruh nama" (Q.S Al-Baqarah:31)

Nama Allah yang mulia dan agung tersebut merupakan kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagai pencipta serta pemelihara alam semesta beserta segala isinya ini. Bagi seorang muslim salah satu cara mengenal Allah adalah dengan mempelajari sifat-sifat Allah serta mengenal 99 asma Allah (99 nama Allah).
Berikut 99 Asmaul Husna (99 nama baik allah) beserta Arti nama allah dalam bahasa indonesia:
No
Nama
Indonesia
Arab
Allah
Allah
الله
1
Ar Rahman
Allah Yang Maha Pengasih
الرحمن
2
Ar Rahiim
Allah Yang Maha Penyayang
الرحيم
3
Al Malik
Allah Yang Maha Merajai (bisa di artikan Raja dari semua Raja)
الملك
4
Al Quddus
Allah Yang Maha Suci
القدوس
5
As Salaam
Allah Yang Maha Memberi Kesejahteraan
السلام
6
Al Mu`min
Allah Yang Maha Memberi Keamanan
المؤمن
7
Al Muhaimin
Allah Yang Maha Mengatur
المهيمن
8
Al `Aziiz
Allah Yang Maha Perkasa
العزيز
9
Al Jabbar
Allah Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
الجبار
10
Al Mutakabbir
Allah Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
المتكبر
11
Al Khaliq
Allah Yang Maha Pencipta
الخالق
12
Al Baari`
Allah Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
البارئ
13
Al Mushawwir
Allah Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
المصور
14
Al Ghaffaar
Allah Yang Maha Pengampun
الغفار
15
Al Qahhaar
Allah Yang Maha Menundukkan / Menaklukkan Segala Sesuatu
القهار
16
Al Wahhaab
Allah Yang Maha Pemberi Karunia
الوهاب
17
Ar Razzaaq
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki
الرزاق
18
Al Fattaah
Allah Yang Maha Pembuka Rahmat
الفتاح
19
Al `Aliim
Allah Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
العليم
20
Al Qaabidh
Allah Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
القابض
21
Al Baasith
Allah Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
الباسط
22
Al Khaafidh
Allah Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
الخافض
23
Ar Raafi`
Allah Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
الرافع
24
Al Mu`izz
Allah Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
المعز
25
Al Mudzil
Allah Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
المذل
26
Al Samii`
Allah Yang Maha Mendengar
السميع
27
Al Bashiir
Allah Yang Maha Melihat
البصير
28
Al Hakam
Allah Yang Maha Menetapkan
الحكم
29
Al `Adl
Allah Yang Maha Adil
العدل
30
Al Lathiif
Allah Yang Maha Lembut
اللطيف
31
Al Khabiir
Allah Yang Maha Mengenal
الخبير
32
Al Haliim
Allah Yang Maha Penyantun
الحليم
33
Al `Azhiim
Allah Yang Maha Agung
العظيم
34
Al Ghafuur
Allah Yang Maha Memberi Pengampunan
الغفور
35
As Syakuur
Allah Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
الشكور
36
Al `Aliy
Allah Yang Maha Tinggi
العلى
37
Al Kabiir
Allah Yang Maha Besar
الكبير
38
Al Hafizh
Allah Yang Maha Memelihara
الحفيظ
39
Al Muqiit
Allah Yang Maha Pemberi Kecukupan
المقيت
40
Al Hasiib
Allah Yang Maha Membuat Perhitungan
الحسيب
41
Al Jaliil
Allah Yang Maha Luhur
الجليل
42
Al Kariim
Allah Yang Maha Pemurah
الكريم
43
Ar Raqiib
Allah Yang Maha Mengawasi
الرقيب
44
Al Mujiib
Allah Yang Maha Mengabulkan
المجيب
45
Al Waasi`
Allah Yang Maha Luas
الواسع
46
Al Hakim
Allah Yang Maha Bijaksana
الحكيم
47
Al Waduud
Allah Yang Maha Mengasihi
الودود
48
Al Majiid
Allah Yang Maha Mulia
المجيد
49
Al Baa`its
Allah Yang Maha Membangkitkan
الباعث
50
As Syahiid
Allah Yang Maha Menyaksikan
الشهيد
51
Al Haqq
Allah Yang Maha Benar
الحق
52
Al Wakiil
Allah Yang Maha Memelihara
الوكيل
53
Al Qawiyyu
Allah Yang Maha Kuat
القوى
54
Al Matiin
Allah Yang Maha Kokoh
المتين
55
Al Waliyy
Allah Yang Maha Melindungi
الولى
56
Al Hamiid
Allah Yang Maha Terpuji
الحميد
57
Al Muhshii
Allah Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)
المحصى
58
Al Mubdi`
Allah Yang Maha Memulai
المبدئ
59
Al Mu`iid
Allah Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
المعيد
60
Al Muhyii
Allah Yang Maha Menghidupkan
المحيى
61
Al Mumiitu
Allah Yang Maha Mematikan
المميت
62
Al Hayyu
Allah Yang Maha Hidup
الحي
63
Al Qayyuum
Allah Yang Maha Mandiri
القيوم
64
Al Waajid
Allah Yang Maha Penemu
الواجد
65
Al Maajid
Allah Yang Maha Mulia
الماجد
66
Al Wahid
Allah Yang Maha Tunggal
الواحد
67
Al Ahad
Allah Yang Maha Esa
الاحد
68
As Shamad
Allah Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
الصمد
69
Al Qaadir
Allah Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
القادر
70
Al Muqtadir
Allah Yang Maha Berkuasa
المقتدر
71
Al Muqaddim
Allah Yang Maha Mendahulukan
المقدم
72
Al Mu`akkhir
Allah Yang Maha Mengakhirkan
المؤخر
73
Al Awwal
Allah Yang Maha Awal
الأول
74
Al Aakhir
Allah Yang Maha Akhir
الأخر
75
Az Zhaahir
Allah Yang Maha Nyata
الظاهر
76
Al Baathin
Allah Yang Maha Ghaib
الباطن
77
Al Waali
Allah Yang Maha Memerintah
الوالي
78
Al Muta`aalii
Allah Yang Maha Tinggi
المتعالي
79
Al Barru
Allah Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)
البر
80
At Tawwaab
Allah Yang Maha Penerima Tobat
التواب
81
Al Muntaqim
Allah Yang Maha Pemberi Balasan
المنتقم
82
Al Afuww
Allah Yang Maha Pemaaf
العفو
83
Ar Ra`uuf
Allah Yang Maha Pengasuh
الرؤوف
84
Malikul Mulk
Allah Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
مالك الملك
85
Dzul Jalaali Wal Ikraam
Allah Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
ذو الجلال و الإكرام
86
Al Muqsith
Allah Yang Maha Pemberi Keadilan
المقسط
87
Al Jamii`
Allah Yang Maha Mengumpulkan
الجامع
88
Al Ghaniyy
Allah Yang Maha Kaya
الغنى
89
Al Mughnii
Allah Yang Maha Pemberi Kekayaan
المغنى
90
Al Maani
Allah Yang Maha Mencegah
المانع
91
Ad Dhaar
Allah Yang Maha Penimpa Kemudharatan
الضار
92
An Nafii`
Allah Yang Maha Memberi Manfaat
النافع
93
An Nuur
Allah Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
النور
94
Al Haadii
Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk
الهادئ
95
Al Badii
Allah Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya
البديع
96
Al Baaqii
Allah Yang Maha Kekal
الباقي
97
Al Waarits
Allah Yang Maha Pewaris
الوارث
98
Ar Rasyiid
Allah Yang Maha Pandai
الرشيد
99
As Shabuur
Allah Yang Maha Sabar
الصبور

Pengertian Asmaul Husna

Arti secara Bahasa dan Istilah

Kata asmaul husna berasal dari bahasa arab Al-Asmaau yang memiliki arti nama-nama, beberapa nama dan al-Husnaa yang berarti yang baik, yang indah. Sedang Menurut istilah, asmaul husna berarti nama-nama yang indah bagi Allah. Asmaul Husna hanya layak disandang oleh Allah SWT, sesuai kebesaran dan keagungan-Nya. Asmaul husna Allah bersifat sempurna, sedangkan nama-nama baik bagi manusia banyak memiliki kelemahan.
asmaul husna artinya, al asmaul husna, arti asmaul husna, 99 asmaul husna, nama asmaul husna, pengertian asmaul husna, ayat asmaul husna
nama-nama yang baik bagi Allah

Sejarah Diturunkan Ayat tentang Asmaul Husna

Di dalam kitab asbabunnuzul diterangkan bahwa pada suatu hari Rasulullah melakukan shalat di Mekah dan berdoa dengan kata-kata: "Ya Rahman, Ya Rahim". kemudian Doa tersebut terdengar oleh sebagian kaum musyrikin. saat itu kamu musyrikin berkata, "Perhatikan orang yang murtad dari agamanya! dia melarang kita menyeru dua Tuhan, dan ia sendiri menyeru dua Tuhan".

Baca Juga : 20 Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah (Beserta Dalil)

Dari adanya ucapan tersebut, turunlah Surat Al-Isra:110:

 قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا 

Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat mu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(Q.S. Al-Isra:110)

Baca Juga : Perbedaan Nabi dan Rasul

Berdasarkan Surat Al-Isra:110, kaum musyrikin mengira bahwa Rasulullah, menyebut nama Allah dan Ar-Rahman karena sepengetahuan mereka di daerah Yamamah ada orang yang mempunyai nama Rahman. Dengan turunnya Q.S. al-Isra ayat 110, hal tersebut mematahkan dugaan mereka (kaum musyrikin). kemudian Pada ayat lain, Allah SWT berfirman:

 وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 

"Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (Q.S. Al-A’raf:180).

Ayat diatas mengajarkan kepada kita agar menyebut nama Allah SWT dengan nama kebesaranNya, yakni dengan asmaul husna.


Setelah anda mengetahui nama-nama yang baik bagi allah / 99 Asmaul Husna beserta artinya, sekarang tugas anda adalah meng iman ni atau mempercayai kebesaran Allah tersebut dengan segala sifatnya. akhir kata sekian Artikel tentang 99 Asmaul Husna (Lengkap Arti dan Penjelasan), semoga bermanfaat bagi Sobat MARKIJAR.Com


99 Asmaul Husna beserta artinya
MARKIJAR: MARi KIta belaJAR

- Copyright © Memperdalam Agama Allah(Agama Islam) - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -