Jumat, 19 Mei 2017

Makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah

Makam Nabi Muhammad
Ini adalah foto kuburan Nabi. Nabi Muhammad dikubur di dalam rumahnya. Kemudian Khalifah Abu Bakar ra dan Khalifah Umar bin Khoththob ra dikubur juga disamping makam Nabi. Ada tembok yang mengelilingi di situ. Ini terjadi sejak zaman Sahabat, Tabi’in (Anak Sahabat), dan Tabi’it Tabi’in (Cucu Sahabat). 3 Generasi terbaik dalam Islam di mana saat itu Islam masih murni. Ajaran Nabi sesuai dengan yang dipahami para sahabat.
Lalu bagaimana dengan hadits-hadits sahih ini yang melarang untuk menembok kuburan dan juga masjid?
Dari Jabir Ra: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.” [HR Muslim]
Aisyah r.a. mengatakan bahwa dalam keadaan sakit yang membawa kepada kematian, Nabi saw bersabda, “Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” Aisyah berkata, “Seandainya tidak karena sabda itu, niscaya mereka menampakkan kuburan beliau. Hanya saja aku khawatir (dalam satu riwayat: beliau khawatir atau dikhawatirkan 2/106) kuburan itu dijadikan masjid.” [HR Bukhari]
Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Jadi para sahabat, anak dan cucu sahabat belum bisa membaca Kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim karena Imam Bukhari dan Imam Muslim belum lahir. Adakah para sahabat dan anak2 sahabat ingkar hadits? Ingkar sunnah karena mereka menembok kuburan Nabi dan ternyata kuburan Nabi sekarang ada di dalam Masjid Nabawi karena perluasan yang dilakukan berulang kali? (dulu rumah Nabi dan Masjid Nabawi memang berdampingan).
Yang paling paham sahabat Nabi ya sahabat. Bukan orang2 sekarang. Sebab mereka biasa ngobrol dgn Nabi.
Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
http://kabarislamia.blogspot.com/2014/12/siapakah-ulama-salaf-dan-pengikut-salaf.html
Dari jutaan ucapan Nabi dan perbuatan Nabi yang mereka lihat langsung, yang sampai ke kita paling kurang dari 100 ribu saja yang sahih, Pemahaman kita dgn pemahaman sahabat pun belum tentu sama. Bisa jadi kita tidak paham. Cuma di kerongkongan. Tidak tahu maksud sebenarnya dari hadits tsb:
Coba perhatikan hadits2 ini:
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
http://kabarislamia.blogspot.com/2015/03/wahabi-berdasarkan-al-quran-dan-hadits.html
Artinya di akhir zaman, ya zaman kita sekarang ini, bakal ada kaum muda atau ABG yang ngomongnya Al Qur’an dan Hadits melulu. Tapi sebenarnya cuma di kerongkongan. Artinya tidak paham.
Walhasil, para Wahabi yang lahir di akhir zaman sudah menghancurkan banyak makam sahabat dan ulama. Makam Zaid bin Khoththob ra (kakak Khalifah Umar bin Khoththob ra) dihancurkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi. Alasannya menghilangkan kemusyrikan.
Kemudian para Wahabi sekarang menghancurkan makam sahabat Hujr bin Adi Al-Kindi di Suriah mereka hancurkan. Ini videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=6i4nT-RwJi0
Wahabi yang di Arab Saudi berulang-kali mencoba membongkar makam Nabi. Ini adalah Bid’ah Dholalah biadab yang tidak pernah dilakukan para sahabat dan ulama Salaf. Namun karena protes ummat Islam di seluruh dunia, pembongkaran tsb gagal.
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/03/115604161/Ini-Alasan-Pemindahan-Makam-Nabi-Muhammad
Kaum Sunni dan Syi’ah memprotes penghancuran makam sahabat dan rencana pembongkaran makam Nabi. Jadi jika kaum Wahabi menghancurkan makam sahabat dan mau membongkar kuburan Nabi, sebenarnya Wahabi ini pengikut siapa? Ummat siapa?
Inilah akibat memahami Al Qur’an dan Hadits secara kaku. Akhirnya keblinger. Sampai berkesimpulan Allah punya 2 tangan yang berjari dan ke2 tangan Allah Kanan Semua:
https://moslemsunnah.wordpress.com/2010/03/29/benarkah-kedua-tangan-allah-azza-wa-jalla-adalah-kanan/
Yang paham Al Qur’an dan Hadits itu cuma orang yang berilmu. Ulama. Bukan sembarang orang:
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)
Hilangnya ilmu bukan karena ilmu itu dicabut oleh Allah. Bukan karena Kitab Al Qur’an dan Hadits menghilang dari peredaran. Tapi hilang dengan wafatnya para Ulama yang menguasai ilmu tersebut.
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim No.4828)
Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
Sehingga akhirnya orang-orang bodoh yang tidak faqih lah yang membaca kitab Al Qur’an dan Hadits dengan pemahaman yang keliru.
Jadi kalau akhirnya ada kuburan Ulama yang seperti kuburan Nabi, jangan bingung. Kan itu Sunnah Nabi dan Sunnah Sahabat. Dikasih atap itu bukan karena syirik. Biar yang ziarah tidak kepanasan.
Lalu kenapa ada masjid dekat kuburan? Kalau anda ke makam2 para Wali seperti Wali Songo, yang berkunjung itu banyak. Bisa ribuan. Kalau saat azan, para peziarah kan bisa segera sholat di masjid tsb? Masak sholat di kuburan? Ziarah Kubur itu juga sunnah Nabi. Begitu pula berdoa di kuburan:
Silahkan baca Hadits:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)
Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
http://kabarislamia.blogspot.com/2012/09/wahabi-takfiri-fitnah-habib-seolah2.html
Jangan suka su’u zhon dan memfitnah muslim yang sedang ziarah / berdoa di kuburan sebagai Musyrik. Mengira mereka menyembah kuburan. Berdoa minta pada kuburan. Padahal kita tidak mendengar ucapan doa mereka:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)
http://kabarislamia.blogspot.com/2013/04/jangan-fitnah-muslim-sebagai-kafir.html
Hadits bukanlah Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Antara Nabi Muhammad dgn perawi hadits seperti Imam Bukhari, bisa terpaut 5-6 perawi hadits lain. Para perawi ini bukan Nabi yang maksum. Tidak bebas dari salah dan dosa. Dan isi hadits pun bisa bertentangan satu sama lain. Jadi orang awam tidak bisa mentafsirkan secara kaku. Contohnya hadits tentang membaca Bismillah pada sholat, ada hadits yang menyatakan Nabi membaca Bismillah dengan suara keras, ada pula yang bilang pelan / tidak kedengaran. Ini contohnya:
Anas bin Malik
مِعْتُ قتادةَ يُحَدِّثُ عن أنسٍ قال : صلَّيْتُ مع رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وأبي بكرٍ ، وعمرَ ، وعثمانَ ، فلم أَسْمَعْ أحدًا منهم يقرأُ بسمِ اللهِ الرحمنِ الرحيمِ
“aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Muslim 399).
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim”. (HR. Al Hakim 805).
Dari Abu Hurairah bahwa “Rasulullah SAW jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi 2186).
Dari Bakr (Al Mazini), bahwa Ibnu Az Zubair biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 4156, sanadnya shahih)
Anas bin Malik berkata: “Mu’awiyah shalat di Madinah, dan ia men-jahr-kan bacaannya dan ia membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi dalam Ash Shaghir 392, sanadnya hasan)
Makam Rasulullah
Kuburan Tiga Orang Suci yang Menambah Aura Nabawi
INFO HAJI
13 September, 2013 – 22:22
PRLM – Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau dikuburkan di dalam kamarnya sendiri –kamar yang merupakan ‘tempat tinggal’ Nabi SAW dengan istrinya, Siti Aisyah. Meski telah menjadi kuburan, Siti Aisyah tetap tinggal di kamar tersebut. Kemudian, ketika Abu Bakar mendekati ajal, beliau minta izin kepada Siti Aisyah agar dapat dikuburkan di samping sahabat yang paling dicintainya dan Aisyah mengizinkannya. Seperti diketahui Abu Bakar adalah ayah Siti Aisyah.
Kemudian ketika Umar bin Khattab mendekati ajal, beliau juga minta izin Siti Aisyah untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya, padahal Siti Aisyah sudah berencana untuk dikuburkan di samping suami dan ayah yang sangat dicintainya itu. Tetapi karena rasa hormatnya kepada Umar bin Khattab maka Siti Aisyah juga mengizinkannya.
Posisi kuburan ketiga orang yang sangat dimuliakan oleh umat Islam itu seperti posisi shalat antara imam dan ma’mum, artinya Abu Bakar menjadi ma’mum-nya Nabi SAW, kemudian Umar bin Khattab menjadi ma’mum-nya Abu Bakar. Pada awalnya makam berlokasi di luar Masjid Nabawi, tetapi setelah adanya perluasan dan perbaikan masjid makam Nabi Muhammad SAW dan kedua sahabat itu dimasukkan ke dalam masjid.
Tinta sejarah menjadi saksi kebencian musuh-musuh Islam terhadap Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya di Mekah. Berbagai percobaan pembunuhan berulangkali dilakukan, namun selalu menemui kegagalan. Kebencian mereka yang membara itu nampaknya tak pupus ketika Nabi SAW sudah meninggal, yang mereka wujudkan lewat upaya yang berulangkali untuk mencuri jasad beliau.
Makam Rasulullah yang sejak pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (91 H) dibangun sekat mukhamas –tembok segilima sebagai benteng yang tingginya 6,5 m. Mukhamas ini tak beratap dan tak berpintu agar orang sulit melihat ke dalam. Untuk mengamankan dari pencurian, atas inisiatif Sultan Nuruddin (577 H) makam Rasulullah sekelilingnya dicor dengan timah.
Jika kita mengunjungi Masjid Nabawi saat ini, di belakang mimbar ada jalan untuk memberi kesempatan penziarah mengunjungi makam Rasulullah namun tidak dibolehkan shalat di area ini karena di depan Imam. Posisi kuburan ditandai dengan kubah hijau di atasnya. Kubah hijau yang dikenal dengan nama Kubah Khudra dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud (1233 H), dan kini menjadi ciri khas atau identitas Masjid Nabawi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Memperdalam Agama Allah(Agama Islam) - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -