Jumat, 05 Mei 2017
Tujuan Melaksanakan Sholat
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعْ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Hadirin sidang Jum’at akromakumulloh…
Di
antara ibadah agung yang Alloh syariatkan kepada hamba-hamba-Nya adalah
ibadah sholat lima waktu. Keagungan ibadah sholat ini ditunjukkan oleh
banyak dalil baik dari al-Qur`an maupun dari Hadits Rosululloh. Dalam
al-Qur`an, misalnya Alloh Ta’ala berfirman:
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
“Jagalah
oleh kalian sholat lima waktu dan khususnya sholat Ashar. Berdirilah
melaksanakan sholat karena Alloh dengan penuh kekhusyuan.” (QS. Al-Baqoroh: [2] 234 )
Dalam ayat
ini, Alloh Ta’ala memerintahkan kita untuk menjaga sholat lima waktu.
Tidaklah Alloh Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa melaksanakan
sholat lima waktu ini melainkan karena agungnya kedudukan sholat lima
waktu.
Demikian
juga dalam Hadits, banyak sekali sabda-sabda Rosululloh yang menunjukkan
keagungan sholat lima waktu. Cukuplah satu Hadits berikut yang
menunjukkan penting dan agungnya sholat lima waktu. Rosululloh bersabda:
بُنِيَ
الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ
الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam
itu dibangun di atas lima pondasi yaitu, bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak diibadahi secara benar melainkan Alloh dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji, dan berpuasa di bulan Romadhon.” (HR. Bukhori Muslim)
Sidang Jum’at rohimakumulloh…
Di samping
sholat memiliki kedudukan yang agung, ibadah sholat juga memiliki
hikmah-hikmah dan tujuan-tujuan. Di antara tujuan tersebut ada yang
Alloh cantumkan di dalam kitab-Nya, dan ada juga yang Alloh sembunyikan
di dalam ilmu-Nya.
Di antara tujuan pelaksanaan sholat yang pertama adalah dalam rangka mengingat Alloh Ta’ala. Alloh Ta’ala berfirman:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
“Sesungguhnya
Aku adalah Alloh, tiada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan Aku. Maka
beribadahlah kepadaku dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thoha: [20] 14)
Dalam ayat
ini, Alloh menegaskan bahwa tujuan kita mendirikan sholat adalah untuk
berdzikir kepada Alloh. Jika kita perhatikan secara seksama terkait
dengan bacaan-bacaan yang ada dalam sholat, maka kita dapati bahwa
seluruhnya adalah bacaan dzikir dan doa. Dari mulai takbirotul ihrom
sebagai pembuka sholat kita mengucapkan dzikir ‘Allohu Akbar’ hingga
mengucapkan salam ‘Assalamu ‘alaikum warohmatulloh wa barokatuh’ sebagai
penutup ibadah sholat kita. Belum lagi, bacaan-bacaan antara takbir dan
salam yang juga sarat dengan dzikir dan doa kepada Alloh Ta’ala. Maka,
tentu ini semua sudah seharusnya dapat mengingatkan kita kepada Alloh
Ta’ala.
Akan tetapi,
seringkali tujuan yang mulia ini tidak kita dapatkan. Memang ketika
kita sholat, secara lisan kita membaca bacaan dzikir, doa, dan
al-Qur`an. Akan tetapi, terkadang hati kita lalai terhadap bacaan-bacaan
tersebut. Kondisi seperti ini tentu jangan sampai kita alami, karena
disamping tidak mendapatkan tujuan berdzikir kepada Alloh, juga akan
menuai celaan dari Alloh Ta’ala. Alloh Ta’ala berfirman:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Celakalah orang-orang yang melaksanakan sholat. Yaitu mereka yang lalai ketika melaksanakan sholat.” (QS. Al-Ma’un: [107] 4-5)
Oleh karena
itu, langkah tepat yang harus kita tempuh untuk mendapatkan tujuan
berdzikir kepada Alloh adalah dengan merenungi makna-makna bacaan sholat
tersebut. Karena dengan merenungi bacaan-bacaan sholat tersebut, kita
akan mendapatkan kekhusyu’an dan ketenangan dalam sholat. Inilah kondisi
melaksanakan sholat yang harus kita realisasikan. Karena di samping
akan dapat mengingat Alloh, juga sholat dengan penuh kekhusyu’an dan
ketenangan merupakan salah satu karakteristik orang-orang mukmin yang
bahagia dan beruntung. Alloh Ta’ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu mereka yang khusyu’ dalam melaksanakan sholat.” (QS. Al-Mu`minun: [23] 1-2)
Sidang Jum’at rohimakumulloh…
Tujuan kedua
dari pelaksanaan sholat adalah supaya kita dapat menahan diri untuk
melaksanakan perbuatan keji dan mungkar. Hal ini sebagaimana firman
Alloh berikut:
اتْلُ
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ
الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ
أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah
apa yang Alloh wahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dari al-Qur`an dan
dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan
mungkar, dan sungguh berdzikir kepada Alloh itu lebih agung. Dan Alloh
Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: [29] 45)
Ketika
seseorang menjaga sholatnya, terutama sholat lima waktu maka sudah
seharusnya sholatnya tersebut dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan
mungkar. Inilah yang diharapkan Alloh dari sholat-sholat kita. Ketika
kita telah melaksanakan sholat, maka anggota badan kita dapat menahan
diri untuk berbuat berbagai macam kemaksiatan. Lisan kita tidak latah
untuk mengeluarkan kata-kata kotor lagi keji, tangan-tangan kita juga
tidak terampil menzalimi orang lain. Sebaliknya, semua anggota badan
kita cekatan untuk berbuat baik.
Hadirin rohimakumulloh…
Masih banyak
tujuan-tujuan lainnya yang berkaitan dengan sholat. Akan tetapi kedua
tujuan tadi cukup mewakili untuk dapat menghadirkan sosok manusia yang
solih baik sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial.
Karena
tujuan pertama kita melaksanakan sholat yaitu supaya dapat ingat kepada
Alloh Ta’ala titik tekannya adalah terdapat pada pembentukan manusia
yang memiliki hubungan baik dengan Alloh, atau yang biasa kita kenal
dengan hablun minalloh yaitu interaksi dengan Alloh. Sedangkan
tujuan yang kedua sangat erat kaitannya dengan interaksi seorang manusia
dengan sesamanya. Sehingga apabila seorang hamba mampu merealisasikan
kedua tujuan ini, maka ia akan menjadi sosok pribadi yang solih, karena
ia dapat berinteraksi dengan bagus, baik berinteraksi dengan Alloh
maupun dengan sesamanya.
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁنِ الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ
إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
.أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله هو وحده لا شريك له الملك الحق المبين. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله خاتم الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين. أَمَّا بَعْدُ
Hadirin sidang Jum’at rohimakumulloh…
Saat ini
kita dapati banyak sekali fenomena pelanggaran-pelanggaran terhadap
syariat Alloh Ta’ala di tengah-tengah masyarakat kita. Salah satu
penyebab utamanya di samping lemahnya akidah atau tauhid, juga
disebabkan banyaknya masyarakat kita yang tidak peduli terhadap sholat
lima waktu. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang meninggalkan sholat
lima waktu. Padahal Rosululloh bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ
“Sesungguhnya perbedaan antara seseorang dan kesyirikan atau kekufuran adalah meninggalkan sholat.” (HR. Muslim)
Jika
seseorang melaksankan sholat dengan benar akan mendapatkan kedua tujuan
tersebut, yaitu dapat mengingat Alloh dan tertahan untuk melakukan
perbuatan keji dan mungkar. Lalu, bagaimanakah dengan orang yang tidak
melaksanakan sholat? Tentu di samping ia telah berbuat dosa besar, ia
tidak mendapatkan kedua tujuan tersebut. Ia akan menjadi sosok manusia
yang lupa terhadap Alloh dan manusia yang cenderung melakukan
kemungkaran dan kezaliman terhadap orang lain.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ibadah sholat dapat menjadi barometer kebaikan atau
keburukan seseorang. Semakin seseorang jauh dari melaksanakan sholat
maka ia semakin jauh dari mengingat Alloh dan berbuat baik kepada orang
lain. Sebaliknya, semakin seorang muslim giat dalam menjaga sholat, maka
ia semakin sholih baik interaksinya dengan Alloh maupun dengan orang
lain.
Semoga Alloh
Ta’ala membimbing kita semua untuk dapat menjaga sholat lima waktu
secara berkesinambungan sampai ajal menjemput kita. Amin.
إنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآيـُّهَا الَّذِيْنَ
أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صّلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ،
وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا
اجْعَلْنِاَ مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِناَ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ
دُعَائَنَا رَبَّنَا اغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدَيْناَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَلَمِيْنَ
Disampaikan di Masjid al-Iman STAI Al-Hidayah, Bogor pada 1 Jumadil Awwal 1436 H/ 20 Februari 2015 M.